INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia Rabu (16/3) masih berpotensi menguat. Saham-saham pilihan berasal dari sektor komoditas dan perbankan.
Analis dari Woori Sekuritas Teuku Hendri mengatakan, kekhawatiran terganggunya proses pemulihan ekonomi global akibat dampak gempa di Jepang, menyebabkan investor melakukan deleveraging dan pengalihan ke aset yang relatif aman.
“Eropa, AS dan kini Jepang menambah berat laju pertumbuhan ekonomi dunia, apalagi China juga masih melakukan pengetatan likuiditas utk mengerem pertumbuhan ekonomi,”ujarnya kepada INILAH.COM.
Namun, jika IHSG masih bergerak di kisaran 3.490-3.500, maka trend jangka pendek IHSG masih kuat (uptrend). Ini didukung faktor fundamental, dimana ekspor Indonesia bukan hanya ke Jepang, tapi juga ke China dan India, terutama untuk ekspor produk yang berbasis komoditas. “Sehingga permintaan komoditas masih ada,” katanya.
Di tengah situasi ini, Teuku Hendri menyarankan investor untuk tidak terlalu agresif melakukan pembelian, terutama karena harga saham masih turun. Namun, ia merekomendasikan untuk bersiap akumulasi beli di beberapa saham.
Salah satu sektor pilihannya berasal dari komoditas, seperti saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan TB Bukit Asam (PTBA). Sedangkan dari sektor perbankan, Henri menjagokan saham Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Jabar Banten (BJBR), “Rekomendasi beli untuk saham-saham ini,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Viviet S Putri dari Anugerah Securindo mengatakan, IHSG hari ini masih akan dibayangi pelemahan lanjutan, ”Terutama karena investor masih terlihat ragu bertransaksi,” ujarnya.
Ia menilai, tekanan jual masih akan mendominasi saham dari. Namun, beberapa saham diperkirakan berpotensi menguat, seperti ITMG dan BJBR.
Tekanan jual terhadap saham berkapitalisasi besar, seperti grup Astra hari ini masih akan terjadi, dan menekan IHSG. Namun, saham lapis kedua dan tiga akan aktif di perdagangkan, seperti saham Nippon Indosari Corporindo (ROTI ) dan FKS Multi Agro (FISH). ”Kedua emiten ini terlihat menarik karena tingginya permintaan pasca tsunami di Jepang,” ujarnya.
Pada perdagangan Selasa (15/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 45,356 poin (1,28%) ke level 3.524,483. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi tercatat sebesar 4,104 miliar lembar saham, senilai Rp 4,969 triliun dan frekuensi 106.477 kali.
Sebanyak 38 saham naik, 197 saham turun, dan 63 saham stagnan. Kendati terkoreksi, asing masih mencatatkan nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp41 miliar. Rinciannya adalah, nilai transaksi beli mencapai Rp1,286 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,245 triliun. [mdr]
Analis dari Woori Sekuritas Teuku Hendri mengatakan, kekhawatiran terganggunya proses pemulihan ekonomi global akibat dampak gempa di Jepang, menyebabkan investor melakukan deleveraging dan pengalihan ke aset yang relatif aman.
“Eropa, AS dan kini Jepang menambah berat laju pertumbuhan ekonomi dunia, apalagi China juga masih melakukan pengetatan likuiditas utk mengerem pertumbuhan ekonomi,”ujarnya kepada INILAH.COM.
Namun, jika IHSG masih bergerak di kisaran 3.490-3.500, maka trend jangka pendek IHSG masih kuat (uptrend). Ini didukung faktor fundamental, dimana ekspor Indonesia bukan hanya ke Jepang, tapi juga ke China dan India, terutama untuk ekspor produk yang berbasis komoditas. “Sehingga permintaan komoditas masih ada,” katanya.
Di tengah situasi ini, Teuku Hendri menyarankan investor untuk tidak terlalu agresif melakukan pembelian, terutama karena harga saham masih turun. Namun, ia merekomendasikan untuk bersiap akumulasi beli di beberapa saham.
Salah satu sektor pilihannya berasal dari komoditas, seperti saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan TB Bukit Asam (PTBA). Sedangkan dari sektor perbankan, Henri menjagokan saham Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Jabar Banten (BJBR), “Rekomendasi beli untuk saham-saham ini,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Viviet S Putri dari Anugerah Securindo mengatakan, IHSG hari ini masih akan dibayangi pelemahan lanjutan, ”Terutama karena investor masih terlihat ragu bertransaksi,” ujarnya.
Ia menilai, tekanan jual masih akan mendominasi saham dari. Namun, beberapa saham diperkirakan berpotensi menguat, seperti ITMG dan BJBR.
Tekanan jual terhadap saham berkapitalisasi besar, seperti grup Astra hari ini masih akan terjadi, dan menekan IHSG. Namun, saham lapis kedua dan tiga akan aktif di perdagangkan, seperti saham Nippon Indosari Corporindo (ROTI ) dan FKS Multi Agro (FISH). ”Kedua emiten ini terlihat menarik karena tingginya permintaan pasca tsunami di Jepang,” ujarnya.
Pada perdagangan Selasa (15/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 45,356 poin (1,28%) ke level 3.524,483. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi tercatat sebesar 4,104 miliar lembar saham, senilai Rp 4,969 triliun dan frekuensi 106.477 kali.
Sebanyak 38 saham naik, 197 saham turun, dan 63 saham stagnan. Kendati terkoreksi, asing masih mencatatkan nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp41 miliar. Rinciannya adalah, nilai transaksi beli mencapai Rp1,286 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,245 triliun. [mdr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar